Redaksi23.com.NTB – Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat menegaskan bahwa hingga kini belum ditemukan satu pun bukti yang menunjukkan keterlibatan seorang perwira Polri berinisial W dalam kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely, yang ditemukan meninggal dunia di sebuah kebun kosong di wilayah Lombok Barat.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, memastikan bahwa nama perwira tersebut tidak pernah muncul dalam hasil pemeriksaan resmi penyidik.
“Nama itu muncul dari publik. Dalam pemeriksaan, tidak ada satu pun saksi yang menyebutkan inisial tersebut,” ujarnya di Mataram, Senin.
Syarif menegaskan, kepolisian tidak bisa bertindak hanya berdasarkan isu yang beredar atau sesuatu yang viral di masyarakat. Ia menekankan bahwa proses penyidikan harus mengikuti koridor hukum, khususnya Pasal 184 KUHAP yang mengatur tentang syarat dan jenis alat bukti yang sah.
“Kalau pun ada saksi yang kelak memberikan keterangan dan menyebut nama itu, tentu akan kami dalami,” tambahnya.
Hingga saat ini, penyidik telah menetapkan empat tersangka tambahan dalam kasus dugaan pembunuhan Brigadir Esco. Mereka ditetapkan berdasarkan alat bukti yang dinilai memenuhi unsur pidana.
Baca Juga : Isu Kompol W di Kasus Pembunuhan Brigadir Esco Menguat, Keluarga Tuntut Klarifikasi Polres Lombok Barat
Selain istri korban, RS, yang lebih dahulu dijadikan tersangka, kini polisi menahan empat orang lainnya. Mereka adalah P, sahabat dekat Brigadir Esco; AS, orang yang pertama kali menemukan jenazah korban sekaligus kerabat RS; serta N, istri AS, dan seorang adik sambung dari RS.
“Penetapan empat tersangka tambahan ini merupakan hasil penyidikan mendalam. Semua didasarkan pada bukti yang kuat dan proses berlapis,” ungkap Syarif.
Untuk proses penahanan, tersangka utama Brigadir Rizka ditahan di Dittahti Polda NTB, sementara empat tersangka lain menjalani masa tahanan di Rutan Polres Lombok Barat. Pengembangan kasus sepenuhnya berada di bawah kendali Satreskrim Polres Lombok Barat.
Kasus kematian Brigadir Esco menjadi perhatian luas publik setelah berbagai spekulasi dan dugaan muncul di media sosial. Namun, polisi menegaskan bahwa seluruh proses akan mengedepankan profesionalitas dan fakta hukum di lapangan.
