Redaksi23.com.Jakarta,-Sebuah penelitian berskala besar yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah ternama Nature Medicine dan dilansir Medical Daily, Jumat (26/4), menegaskan hubungan signifikan antara hipertensi yang tidak ditangani dengan peningkatan risiko demensia pada usia lanjut.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 34.000 orang dewasa berusia di atas 40 tahun dari berbagai desa di Tiongkok. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mengalami tekanan darah tinggi namun tidak mendapat pengobatan memiliki risiko 42 persen lebih tinggi untuk mengalami demensia sepanjang hidup dibandingkan dengan individu yang memiliki tekanan darah normal.
Dalam upaya mendalami efektivitas penanganan hipertensi, para peneliti membagi peserta dalam dua kelompok. Kelompok pertama sebanyak 17.000 orang mendapat intervensi pengobatan hipertensi secara personalisasi, termasuk pelatihan pemantauan tekanan darah di rumah, perubahan gaya hidup sehat seperti mengurangi konsumsi garam dan alkohol, serta perawatan medis yang berkelanjutan.
Sementara kelompok kedua hanya menerima perawatan standar, berupa pelatihan dasar dan pemeriksaan klinis rutin. Setelah masa tindak lanjut selama empat tahun, kelompok intervensi mencatatkan hasil yang menjanjikan.
Tak hanya mengalami kontrol tekanan darah yang lebih baik, mereka juga mengalami penurunan risiko demensia hingga 15 persen, serta penurunan kemungkinan gangguan kognitif sebesar 16 persen. Dr. Richard Oakley, Direktur Muda Riset dan Inovasi dari Alzheimer Society, menyambut baik hasil penelitian ini.
“Ini adalah langkah penting ke depan. Kami berharap ada lebih banyak studi yang menggali pengaruh kontrol tekanan darah dalam jangka panjang serta dampaknya di populasi berbeda,” ujarnya.
Senada dengan Oakley, Profesor James Leiper dari British Heart Foundation menambahkan bahwa studi ini penting untuk memperjelas apakah penurunan risiko tersebut dapat bertahan lebih lama dari periode empat tahun.
“Jika hasilnya konsisten di berbagai populasi, maka terapi hipertensi bisa menjadi senjata penting dalam melawan epidemi demensia yang kian meningkat,” ungkap Leiper.
Penemuan ini semakin menegaskan pentingnya diagnosis dini dan manajemen tekanan darah secara aktif, terutama pada kelompok usia produktif yang berisiko. Dalam konteks kesehatan publik, hal ini bisa menjadi langkah strategis untuk mengurangi beban penyakit neurodegeneratif di masa depan.