Kepala BNPB Ingatkan Potensi Gempa Magnitudo 8,0 di NTB, Warga Diminta Siaga

Redaksi23.com. Nusa Tenggara Barat (NTB). –Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) terhadap potensi gempa bumi berkekuatan hingga magnitudo 8,0.

Peringatan ini disampaikan dalam rangkaian peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 yang dipusatkan di Mataram, Sabtu (26/4/2025).

“Gempa bumi dan tsunami belum bisa diprediksi secara ilmiah kapan akan terjadi. Karena itu, kebencanaan adalah urusan bersama, bukan hanya tugas BNPB,” tegas Suharyanto.

NTB yang berada di antara dua lempeng tektonik besar disebut memiliki potensi bencana alam besar, sehingga kesiapsiagaan menjadi kunci untuk meminimalkan risiko korban jiwa dan kerusakan.

Simulasi dan Perkuat Jejaring Tangguh Bencana

Dalam peringatan HKB tahun ini, BNPB mendorong masyarakat untuk aktif melakukan simulasi evakuasi mandiri, menyusun rencana tanggap darurat keluarga, serta mengenali potensi risiko bencana di sekitar lingkungan tempat tinggal.

“Kami juga mengajak memperkuat jejaring komunitas tangguh bencana untuk mempercepat respon saat darurat,” tambah Suharyanto.

Langkah ini, menurutnya, sangat penting untuk membangun budaya sadar bencana mulai dari tingkat keluarga, komunitas hingga pemerintah daerah.

Penguatan Sistem Penanganan Bencana

Selain itu, Suharyanto mengungkapkan bahwa saat ini tengah disiapkan rancangan undang-undang baru tentang kebencanaan, yang mengedepankan pendekatan berbasis sistem dan proses, mulai dari pencegahan hingga rehabilitasi pascabencana.

Saat ini, regulasi tentang kebencanaan diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Salah satu poin penting dalam regulasi tersebut adalah penguatan kelembagaan BNPB di tingkat pusat hingga pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat lokal.

“Kelembagaan ini memberi otoritas penuh kepada BNPB dan BPBD untuk mengelola kebencanaan secara terkoordinasi dan sistematis dari pusat hingga daerah,” ujar Suharyanto.

Kesadaran dan Kolaborasi Kunci Hadapi Bencana

Suharyanto menggarisbawahi bahwa menghadapi bencana bukan hanya soal kesiapan logistik, tetapi juga kesadaran kolektif seluruh elemen masyarakat untuk saling bahu membahu.

BNPB berharap dengan peningkatan kesiapsiagaan ini, NTB dan daerah rawan lainnya dapat mengurangi risiko dan dampak dari bencana alam yang berpotensi terjadi kapan saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top