Redaksi23.com.Islamabad/New Delhi, — Krisis baru tengah membayangi Asia Selatan setelah India melancarkan serangan rudal ke wilayah Pakistan, menargetkan sembilan titik yang diklaim sebagai kamp teroris. Serangan ini menewaskan sedikitnya tiga warga sipil dan melukai beberapa lainnya, memicu ancaman balasan dari Islamabad.
Kementerian Pertahanan Pakistan mengonfirmasi bahwa lima dari sembilan titik yang diserang terletak di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan serta di dua lokasi padat penduduk, yaitu Bahawalpur dan Muridke di Provinsi Punjab. Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menyebutkan bahwa di antara korban tewas terdapat seorang anak-anak.
“Kami telah mengonfirmasi laporan tiga warga sipil tewas, termasuk seorang anak,” ujar Asif kepada kantor berita Agence France-Presse (AFP).
Serangan Balasan atas Insiden Mematikan di Kashmir
Pemerintah India menyatakan serangan ini sebagai bentuk pembalasan atas serangan bersenjata pada 22 April lalu di kawasan wisata Pahalgam, Kashmir yang dikelola India. Dalam peristiwa itu, 26 warga sipil, sebagian besar wisatawan pria beragama Hindu, tewas dalam serangan brutal yang dituduhkan dilakukan oleh kelompok Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan.
“Ini adalah serangan presisi terhadap kamp-kamp teroris,” bunyi pernyataan resmi dari New Delhi yang menggarisbawahi bahwa langkah militer ini sebagai bagian dari tanggung jawab negara untuk melindungi warganya.
Namun, hingga saat ini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Pahalgam tersebut. Pemerintah Pakistan telah membantah keras keterlibatan mereka, menyebut tuduhan India sebagai tidak berdasar dan provokatif.
Reaksi dan Ancaman dari Pakistan
Ketegangan pun meningkat cepat. Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, juru bicara militer Pakistan, menyebut serangan rudal India sebagai “provokasi keji” yang akan mendapatkan tanggapan tegas.
“Kami akan membalas pada waktu yang kami pilih,” tegasnya dalam konferensi pers singkat.
Ledakan-ledakan keras terdengar oleh koresponden AFP yang berada di Kashmir dan Punjab wilayah Pakistan, menandai eskalasi nyata konflik di sepanjang Garis Kontrol, perbatasan de facto antara kedua negara.
Tak lama berselang setelah serangan India, pihak militer India menuduh Pakistan membalas dengan menembakkan artileri melintasi Garis Kontrol. Saling serang ini menambah deretan panjang ketegangan yang terjadi hampir setiap malam sejak insiden di Pahalgam.
Kekhawatiran Internasional Meningkat
Kondisi ini langsung menarik perhatian dunia. Dengan kedua negara sama-sama memiliki senjata nuklir dan sejarah konflik panjang sejak pemisahan dari Inggris tahun 1947, potensi eskalasi menjadi perang terbuka sangat mengkhawatirkan.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam pernyataannya di Washington menyampaikan harapan agar konflik segera mereda.
“Saya harap pertempuran ini berakhir dengan sangat cepat,” ujar Trump kepada wartawan, menandakan perhatian serius dari negara-negara besar dunia terhadap stabilitas kawasan Asia Selatan.
Latar Belakang Konflik Kashmir
Wilayah Kashmir telah lama menjadi titik panas dalam hubungan bilateral India dan Pakistan. Klaim atas wilayah tersebut telah memicu tiga perang besar antara kedua negara dan ratusan bentrokan perbatasan.
Ketegangan terbaru ini merupakan salah satu eskalasi militer paling serius dalam beberapa tahun terakhir. Analis militer menilai bahwa tindakan balasan dari Pakistan sangat mungkin terjadi dan dapat menyeret kedua negara ke konflik skala besar.