Redaksi23.com. Jakarta,-Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman kesehatan serius di Indonesia. Meski tergolong sebagai penyakit endemik, upaya pencegahan kini semakin diperkuat melalui pendekatan vaksinasi dan edukasi masyarakat. Salah satu langkah strategis yang kini ditekankan adalah pemberian vaksin dengue, terutama bagi kelompok usia rentan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dokter Spesialis Anak, dr. Hesty Lestari, menjelaskan bahwa pemberian vaksin DBD dapat menjadi bagian penting dalam strategi pencegahan nasional. Vaksin dengue, kata dia, telah direkomendasikan oleh asosiasi medis di Indonesia dan diperuntukkan bagi individu berusia 6 hingga 45 tahun.
“Infeksi dengue dapat terjadi lebih dari sekali, dan infeksi kedua atau selanjutnya justru bisa menimbulkan gejala yang lebih berat. Oleh karena itu, vaksinasi menjadi langkah penting untuk memberikan perlindungan jangka panjang,” ujar Hesty dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (25/4).
Lebih lanjut, Hesty mengingatkan bahwa dengue bukanlah penyakit musiman. Virus ini dapat ditularkan sepanjang tahun, tanpa memandang usia, lingkungan, atau gaya hidup seseorang. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk aktif mencegah penyebaran penyakit melalui Gerakan 3M Plus: menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air, serta melengkapi upaya tersebut dengan vaksinasi.
Dari sisi industri kesehatan, Director of Medical, Institutional and Governance Relations Bio Farma, Sri Harsi Teteki, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperluas akses vaksinasi dengue. Ia menyebut bahwa langkah ini tak hanya ditujukan kepada masyarakat umum, tetapi juga mencakup BUMN, BUMD, TNI/Polri, ASN, serta pemerintah daerah.
“Dengue adalah tantangan kesehatan nyata yang memerlukan respons terintegrasi. Dengan sinergi antarsektor, kami yakin Indonesia bisa mengambil langkah lebih progresif dalam pengendalian penyakit menular seperti DBD,” katanya.
Sementara itu, lonjakan kasus DBD menjadi perhatian serius di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Kepala Dinas Kesehatan setempat, dr. Stella Safitri, mengungkapkan bahwa kasus dengue terus meningkat tajam dalam tiga tahun terakhir. Pada 2022, terdapat 116 kasus dengan satu kematian. Angka itu melonjak menjadi 404 kasus pada 2023, dan kembali naik dua kali lipat menjadi 800 kasus dengan empat kematian pada 2024.
“Incidence Rate (IR) DBD di Minahasa Utara sudah melampaui target nasional, yakni di atas 10 per 100.000 penduduk. Mobilitas tinggi antara Kota Manado dan Bitung menjadi faktor pemicu penyebaran dengue oleh nyamuk Aedes aegypti,” jelasnya.
Menanggapi kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara menggencarkan vaksinasi dengue, khususnya bagi anak-anak usia SD dan MI yang dinilai paling rentan. Saat ini, pihaknya tengah melaksanakan proyek percontohan vaksinasi bekerja sama dengan PT Bio Farma dan PT Takeda Innovative Medicines di Kecamatan Kalawat dan Dimembe—dua wilayah dengan kasus tertinggi.