Redaksi23.com.Lombok Tengah, (NTB). — Cuaca ekstrem kembali memicu bencana hidrometeorologi di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hujan deras disertai angin kencang yang melanda sejak Minggu hingga Senin (11–12 Mei 2025) menyebabkan banjir dan angin puting beliung di sejumlah wilayah, berdampak pada sedikitnya 107 kepala keluarga (KK).
Kepala BPBD Lombok Tengah, Ridwan Maruf, menyatakan bahwa bencana tersebut terjadi di sembilan titik lokasi yang tersebar di wilayah Kelurahan Praya, Renteng, Leneng, serta desa Darek dan Batu Asak.
“Banjir dan puting beliung menerjang sejumlah permukiman warga dan satu sekolah dasar. Total 107 KK terdampak, namun tidak ada laporan korban jiwa atau warga hilang,” ujar Ridwan dalam keterangannya, Senin (12/5).
Sebaran Dampak Bencana
Data BPBD merinci, banjir berdampak pada 98 KK, yang tersebar di beberapa lokasi:
- 18 KK di Kampung Tiwu Bokah (Kelurahan Praya)
- 2 KK di Kelurahan Renteng
- 37 KK di Desa Darek
- 16 KK di Kelurahan Leneng
- 7 KK di Kampung Jawa (Praya)
- 18 KK di Lingkungan Wakan Lauq (Leneng)
- Beberapa titik lain termasuk Kauman dan Desa Persiapan Batu Asak
Sementara 9 KK lainnya terdampak angin puting beliung di Dusun Waker, Desa Puyung, Kecamatan Jonggat. Angin kencang tersebut merusak sembilan rumah warga dan satu bangunan sekolah, yakni SDN Waker.
Langkah Cepat Penanganan
Sebagai bagian dari penanganan darurat, BPBD Lombok Tengah telah:
- Melakukan pelaporan dan asesmen dampak
- Mengevakuasi pohon tumbang
- Memberikan imbauan kepada warga untuk tetap waspada
- Mendistribusikan kebutuhan logistik awal
“Kami sudah menurunkan tim ke semua titik terdampak untuk penanganan darurat,” kata Ridwan.
Kebutuhan Mendesak dan Imbauan Waspada
BPBD mencatat beberapa kebutuhan mendesak di lapangan, seperti:
- Bantuan perbaikan rumah
- Logistik makanan dan air bersih
- Alat bantu evakuasi pohon tumbang
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (PUSDALOP) Lombok Tengah juga mengingatkan masyarakat bahwa meskipun telah memasuki musim kemarau, cuaca tidak menentu masih dapat memicu hujan deras disertai angin, yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi lanjutan.