Janggalnya Kematian Personel Polda NTB Brigadir MN, Makam Dibongkar Tim Forensik, Keluarga Tunggu Kepastian

Janggalnya Kematian Personel Polda NTB Brigadir MN, Makam Dibongkar Tim Forensik, Keluarga Tunggu Kepastian

Redaksi23.com.Lombok Barat.(NTB), Tim dokter forensik dari Mabes Polri turun tangan membongkar makam Brigadir Muhammad Nurhadi alias MN, anggota Bidpropam Polda NTB yang meninggal secara misterius. Proses pembongkaran berlangsung di TPU Peresak, Desa Sembung, Narmada, Kamis (1/5/2025), di tengah sorotan publik dan keraguan keluarga terkait penyebab kematian.

Makam dibatasi garis polisi dan ditutup tirai untuk menjaga privasi selama proses autopsi. Tim forensik tampak menggunakan perlengkapan lengkap, mulai dari masker, sarung tangan medis hingga jas pelindung, memastikan bahwa tindakan dilakukan sesuai standar kedokteran forensik.

Keluarga Setujui Autopsi Usai Awalnya Menolak

Sebelumnya, pihak keluarga Brigadir MN sempat menolak dilakukan autopsi. Namun setelah diskusi mendalam dan mempertimbangkan potensi kejanggalan, keluarga akhirnya sepakat untuk membiarkan proses forensik berjalan.

“Kami sekeluarga sepakat melakukan otopsi,” ujar Hambali, kakak kandung Brigadir MN, di lokasi pembongkaran. Ia juga menegaskan bahwa jika ditemukan indikasi tidak wajar, keluarga siap menempuh jalur hukum demi keadilan.

> Baca Juga : Kematian Brigadir MN Janggal, Polda NTB Bungkam, Pemandi Jenazah Temukan Luka Misterius, Publik Ingat Kasus Sambo

Kronologi Kematian Brigadir MN di Gili Trawangan

Brigadir MN ditemukan tak bernyawa di dasar kolam renang sebuah vila di kawasan wisata Gili Trawangan, pada Rabu (16/4/2025). Saat itu, ia tengah bersantai bersama rekan-rekannya. Tanpa disadari, Brigadir MN berenang seorang diri.

Menurut keterangan, Kompol IMYPU, atasannya, menemukan tubuh Brigadir MN berada di dasar kolam dan segera memanggil rekannya Ipda HC. Kepanikan pun terjadi, hingga pihak hotel memanggil bantuan medis dari Klinik Warna Gili Trawangan.

Upaya Medis Tak Berhasil Selamatkan Nyawa Brigadir MN

Pihak klinik sempat melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) selama 20-30 menit, kemudian menyusul pemberian epinephrin dan pemasangan infus. Upaya lanjutan seperti penggunaan AED (defibrillator otomatis) hingga pemeriksaan EKG di Klinik Warna Medica menunjukkan hasil negatif—detak jantung sudah tidak terdeteksi.

Brigadir MN akhirnya dinyatakan meninggal dunia dan jenazahnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk pemulasaran awal sebelum dikuburkan.

Polda NTB: Proses Forensik Dijamin Profesional dan Transparan

Kepala Bidang Humas Polda NTB, Kombes Pol Muhammad Kholid, menegaskan bahwa proses autopsi dilakukan secara profesional dan etis, mengingat pentingnya menjaga kepercayaan publik dan keluarga korban.

“Pemeriksaan ini kami jamin profesional karena menyangkut etika kami sebagai institusi dan sebagai manusia,” tegasnya.

Keluarga Menanti Kepastian, Publik Tunggu Transparansi

Pembongkaran makam dan autopsi ini menjadi titik awal penelusuran fakta yang lebih terang. Keluarga berharap ada kejelasan atas kematian Brigadir MN, yang hingga kini masih menyisakan banyak pertanyaan. Apakah murni kecelakaan, kelalaian, atau ada unsur kesengajaan, kini menjadi tugas tim forensik dan penyidik.

Masyarakat luas pun menanti hasil resmi dari pihak kepolisian, demi terwujudnya keadilan dan transparansi dalam penanganan kematian anggota kepolisian itu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top