Angka Pengangguran Terbuka NTB Meningkat, Capai 102 Ribu Orang

Angka Pengangguran Terbuka NTB Meningkat, Capai 102 Ribu Orang

Redaksi23.com.Mataram – Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat peningkatan angka pengangguran terbuka di provinsi tersebut. Berdasarkan data terbaru yang dirilis pada Februari 2025, jumlah pengangguran terbuka mencapai 102,63 ribu orang. Angka ini mengalami kenaikan sebanyak 2,48 ribu orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala BPS NTB, Wahyudin, dalam keterangannya di Mataram, Senin (5/5), menekankan bahwa lonjakan ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah. Ia menjelaskan bahwa jumlah penduduk usia kerja di NTB telah mencapai 4,17 juta dari total populasi sekitar 5,5 juta jiwa.

Komposisi Tenaga Kerja: Mayoritas Bekerja, Tapi Banyak yang Rentan

Dari 3,19 juta penduduk yang tergolong dalam angkatan kerja, 3,09 juta orang dinyatakan bekerja. Namun, distribusi pekerjaan masih menunjukkan persoalan besar. Sebanyak 1,70 juta orang bekerja penuh waktu, 786,43 ribu orang merupakan pekerja paruh waktu, dan sebanyak 606,36 ribu orang termasuk dalam kategori setengah pengangguran.

“Umumnya yang masuk dalam kategori penduduk miskin adalah sebagian dari orang yang setengah menganggur. Mereka hanya bekerja 2 sampai 3 jam seminggu, itu pun syukur kalau ada tambahan,” jelas Wahyudin.

Pekerja setengah pengangguran ini menjadi perhatian karena mereka bekerja di bawah 35 jam per minggu dan masih berusaha mencari pekerjaan tambahan. Jumlah mereka yang mencapai lebih dari 600 ribu orang setara dengan 20 persen dari total penduduk bekerja di NTB, mengindikasikan tingginya tingkat ketidakstabilan pekerjaan.

Perkotaan Dominasi Tingkat Pengangguran

Jika dilihat berdasarkan wilayah, tingkat pengangguran di daerah perkotaan tercatat sebesar 4,10 persen, lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang hanya 2,21 persen. Menariknya, jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin, pengangguran laki-laki tercatat lebih tinggi yakni 3,37 persen dibanding perempuan sebesar 3,02 persen.

Temuan ini mengindikasikan bahwa tantangan ketenagakerjaan di NTB tidak hanya sekadar menciptakan lapangan kerja, namun juga memperhatikan distribusi, jenis pekerjaan, serta kestabilan jam kerja yang layak bagi masyarakat.

Lapangan Kerja Baru: Sektor Perdagangan hingga Pendidikan Menguat

Di tengah tantangan pengangguran, BPS juga mencatat adanya penyerapan tenaga kerja yang signifikan selama periode Februari 2024 hingga Februari 2025. Tercatat sebanyak 157,80 ribu orang terserap ke dunia kerja.

Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah sektor perdagangan (75,92 ribu orang), pendidikan (46,14 ribu orang), dan pertanian (43,66 ribu orang). Pertumbuhan ini diharapkan menjadi titik awal pemulihan ketenagakerjaan di NTB, meski Wahyudin mengingatkan bahwa peningkatan kualitas dan stabilitas pekerjaan tetap menjadi PR besar bagi pemerintah.

Perlu Tindakan Nyata dari Pemerintah Daerah

Dengan lonjakan angka pengangguran dan besarnya jumlah pekerja setengah menganggur, Wahyudin menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang berkelanjutan. Ia juga menyoroti perlunya strategi pelatihan kerja, peningkatan keterampilan, serta dukungan bagi sektor-sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja lokal secara optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top