Kematian Brigadir MN Tenggelam Atau Dibunuh?, Polda NTB Masih Bungkam

Kematian Brigadir Muhammad Nurhadi : Dugaan Pembunuhan Mencuat, Polda NTB Masih Bungkam

Redaksi23.com.NusaTenggaraBarat(NTB),Kasus kematian tragis Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Bidang Propam Polda NTB, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Hingga hari ini, Polda NTB belum juga mengumumkan hasil resmi autopsi pasca ekshumasi jenazah yang telah dilakukan pada 1 Mei 2025 lalu. Keluarga dan publik pun terus mempertanyakan: benarkah ia tewas karena tenggelam, atau ada skenario lain yang lebih kelam?

Brigadir Nurhadi, ayah dua anak, ditemukan tak bernyawa di kolam renang sebuah penginapan di Gili Trawangan, Lombok Utara, saat sedang menginap bersama dua atasannya pada 16 April lalu. Ia dikabarkan meninggal akibat tenggelam. Namun, alibi itu dinilai janggal oleh sejumlah pihak, termasuk ahli hukum pidana Universitas Mataram, Joko Jumadi.

Ahli Pidana: Ini Kemungkinan Besar Pembunuhan

Dalam pernyataannya pada Jumat, 16 Mei 2025, Joko menyebut bahwa berdasarkan analisis hukum dan fakta lapangan, kematian Nurhadi tidak bisa serta-merta dikatakan sebagai kecelakaan. Ia merujuk pada sejumlah kejanggalan, mulai dari lokasi kejadian, luka pada jenazah, hingga latar belakang korban sebagai anggota kepolisian.

“Kolam tempat korban ditemukan cukup dangkal, sedangkan tubuh korban tinggi besar dan ia pasti telah memenuhi syarat kemampuan berenang. Sangat tidak masuk akal jika dia benar-benar tenggelam begitu saja,” ujar Joko dikutip Viva, Jumat (16/04). 

Tak hanya itu, Joko juga mengungkap temuan penting dari pemandi jenazah yang melihat adanya luka di bawah pelipis kanan dan lebam di tubuh korban. “Ini bisa menjadi indikasi adanya kekerasan fisik sebelum korban ditemukan di kolam,” jelasnya.

Autopsi Masih Dirahasiakan, Proses Hukum Mandek?

Polda NTB sempat menyampaikan bahwa hasil autopsi akan diumumkan dalam 14 hari pasca ekshumasi. Namun, hingga hari ini belum ada pernyataan resmi dari kepolisian. Dirreskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, saat dikonfirmasi, juga belum memberikan tanggapan apapun kepada media.

“Kalau ada peristiwa pidana yang ditemukan dalam hasil autopsi, maka seharusnya perkara ini dinaikkan ke tahap penyidikan,” kata Joko.

Ia berharap kepolisian bertindak profesional, dan yakin kebenaran akan segera terbuka.

Namun publik tetap mempertanyakan, mengapa transparansi sangat minim dalam penanganan kasus ini, terlebih karena melibatkan sesama anggota kepolisian. Banyak yang mulai mengaitkan insiden ini dengan kasus besar sebelumnya, yaitu kematian Brigadir J oleh Sambo, yang awalnya juga diklaim sebagai kecelakaan.

Masyarakat Desak Transparansi: Jangan Ada Sambo Jilid Dua

Desakan agar Polda NTB segera membuka hasil autopsi semakin keras disuarakan masyarakat. Netizen pun ramai di media sosial, menduga adanya upaya untuk menutup-nutupi kebenaran. Banyak yang khawatir kasus ini akan berakhir tanpa kejelasan seperti kasus serupa sebelumnya jika publik tak terus menyorotinya.

Jika benar ditemukan unsur tindak pidana, maka kasus ini tak hanya penting bagi keadilan almarhum, tetapi juga menjadi ujian bagi integritas institusi kepolisian di mata rakyat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top