Redaksi23.com.Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). — Kepolisian Resor Kabupaten Sumbawa Barat (Polres KSB) menyiapkan langkah pengamanan besar-besaran menjelang unjuk rasa yang digelar oleh massa Komisi Percepatan Pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa (KP4S) pada Kamis, 15 Mei 2025. Aksi ini akan terfokus di Kecamatan Poto Tano, termasuk sejumlah titik strategis yang diperkirakan menjadi pusat konsentrasi massa.
Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Zulkarnain dalam keterangannya menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan sekitar 800 personel gabungan guna memastikan keamanan dan kelancaran aksi tersebut.
“Untuk giat besok, kami sudah berkoordinasi dengan Polda dan telah menyiapkan 800 personel yang akan mengawal pengamanan aksi,” ujar Kapolres kepada media, Rabu (14/5/2025).
Menurut informasi dari panitia aksi, unjuk rasa akan dilaksanakan secara serentak di tiga lokasi berbeda, namun masih dalam wilayah Kecamatan Poto Tano. Ketiga titik itu adalah Gerbang Pelabuhan Penyeberangan Poto Tano, Tugu Simpang Tiga Kemutar Telu serta Simpang Ai Jati, perbatasan Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa
AKBP Zulkarnain memastikan seluruh area tersebut akan dijaga ketat oleh pihak Kepolisian. Terkait fokus pengamanan, lanjut dia, juga diarahkan ke Pelabuhan Poto Tano, yang merupakan obyek vital nasional.
“Kami punya tanggung jawab agar aktivitas pelabuhan tetap berjalan normal. Keberlangsungan layanan pelabuhan adalah prioritas,” tegas Kapolres Zulkarnain.
Terpisah, pihak pelabuhan memastikan bahwa operasional penyeberangan tidak akan terganggu meski aksi berlangsung di sekitar pelabuhan. General Manager ASDP Cabang Kayangan, Heru Wahyono, menyatakan bahwa jalur penyeberangan Tano–Kayangan tetap dibuka dan dijaga untuk berjalan normal.
“Untuk besok, layanan tetap kami upayakan berjalan normal,” katanya kepada wartawan.
Heru menekankan bahwa setiap gangguan terhadap pelabuhan Poto Tano akan berdampak nasional, mengingat jalur ini tidak hanya menghubungkan Pulau Sumbawa dan Lombok, tetapi juga merupakan bagian dari akses logistik nasional dari barat ke timur Indonesia.
“Pelabuhan Poto Tano masuk sebagai obyek vital nasional. Gangguan terhadapnya berarti gangguan berskala nasional,” pungkasnya.