Puluhan Santri Lombok Timur Alami Diare Usai Mukbang MBG

Puluhan Santri Lombok Timur Alami Diare Usai Mukbang MBG

Redaksi23.com.Lombok Timur, NTB — Puluhan santri Madrasah Aliyah (MA) Ma’arif Pondok Pesantren Baitul Rahman Desa Bagek Papan, Kecamatan Pringgebaya, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami sakit perut dan diare usai mengonsumsi program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan oleh Dapur Yayasan Darul Ulum Sibawaih.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Insiden ini terjadi pada Senin sore (13/10/2025), hanya beberapa jam setelah para santri menyantap makanan tersebut usai salat Zuhur.

Dari total sekitar 80 santri dan guru yang mengonsumsi MBG, sedikitnya 51 orang mengalami gejala serupa — mulai dari sakit perut, mual, hingga diare. Kejadian tersebut baru ramai diketahui pada Selasa pagi (14/10), setelah suasana di sekolah menjadi heboh akibat banyaknya santri yang mengeluh sakit.

Kepala SPPG Yayasan Darul Ulum Sibawaih, Vivin Novarina, saat dikonfirmasi Selasa sore (14/10), membenarkan adanya sejumlah santri yang mengalami gangguan kesehatan, namun menegaskan penyebabnya bukan dari Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disalurkan pihaknya.

“Memang betul ada kejadian itu, tapi bukan karena MBG. Kami sudah koordinasikan langsung dengan pihak sekolah dan kepolisian untuk menyelesaikan persoalan ini,” ujar Vivin.

Ia menjelaskan, begitu menerima laporan dari pihak sekolah, tim yayasan segera mendatangi lokasi dan menindaklanjuti dengan membawa tiga siswa ke puskesmas untuk diperiksa secara medis.

“Tiga santri kami bawa ke puskesmas sebagai sampel pemeriksaan karena mengalami keluhan nyeri dan mual. Tapi hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda keracunan makanan,” tegas Vivin.

Yayasan, lanjutnya, telah menjalankan semua prosedur sesuai standar penyajian makanan bergizi yang ditetapkan. Ia juga memastikan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga kualitas dan keamanan setiap hidangan yang disediakan bagi para penerima program.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nicolas Oesman, ketika dikonfirmasi media menyatakan pihaknya masih melakukan pengecekan ke Polsek Pringgebaya untuk memastikan kronologi dan penanganan kasus tersebut.

“Kami akan kroscek dulu ke Polsek Pringgebaya terkait laporan ini,” ujarnya singkat.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur, H. Fathurahman, yang menyebut pihaknya tengah menindaklanjuti informasi tersebut dengan melakukan penelusuran di lapangan.

“Kami akan kroscek dulu dan memastikan apakah ada indikasi keracunan makanan atau tidak,” kata Fathurahman.

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) sendiri merupakan inisiatif untuk meningkatkan asupan gizi bagi pelajar dan santri di wilayah Lombok Timur. Namun, insiden di Pondok Pesantren Baitul Rahman ini menjadi perhatian publik terkait pengawasan kualitas makanan dan standar kebersihan dapur penyedia.

Meski hasil pemeriksaan sementara tidak menunjukkan adanya indikasi keracunan, pihak berwenang tetap melakukan pemantauan dan investigasi guna memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Pihak Yayasan Darul Ulum Sibawaih berharap masyarakat tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab kejadian sebelum hasil pemeriksaan resmi dari Dinas Kesehatan keluar.

“Kami terbuka dan kooperatif. Ini menjadi evaluasi bersama agar program bergizi ini terus berjalan dengan baik tanpa menimbulkan kekhawatiran,” pungkas Vivin.

Insiden ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat dalam distribusi makanan massal, terutama untuk kelompok rentan seperti pelajar dan santri, agar tujuan program gizi tidak berbalik menjadi risiko kesehatan.

Back To Top