Keluarga Brigadir Esco Belum Puas, Soroti Dugaan Keterlibatan Oknum Polisi dalam Kasus Kematian

Keluarga Brigadir Esco Belum Puas, Soroti Dugaan Keterlibatan Oknum Polisi Lain dalam Kasus Kematian

Redaksi23.com, NTB — Kasus kematian tragis Brigadir Esco Fasca Rely, anggota intel Polsek Sekotong, kembali menuai sorotan. Setelah Polres Lombok Barat menetapkan empat tersangka baru dalam kasus ini, keluarga korban menyatakan belum sepenuhnya puas terhadap perkembangan penyidikan yang sedang berlangsung.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Empat tersangka tambahan yang ditetapkan polisi diketahui merupakan ayah, ibu, dan dua saudara kandung istri korban, Brigadir Rizka Sintiani, yang sebelumnya sudah lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka utama.

Namun bagi keluarga Brigadir Esco, penetapan itu belum menjawab seluruh kejanggalan dalam kasus yang telah mengguncang publik sejak 24 Agustus 2025 lalu.

“Dalam hal ini kami belum merasa puas karena ada nama oknum polisi yang disebut-sebut oleh salah seorang saksi yang kini jadi tersangka, namun belum ditindaklanjuti,” kata Samsul, ayah almarhum Brigadir Esco, kepada wartawan di Lombok Tengah, Rabu (15/10/2025) dikutip Tribunlombok.

Samsul menilai, masih ada indikasi keterlibatan pihak lain, termasuk dugaan keterlibatan oknum dari internal kepolisian yang belum diusut secara tuntas.

“Kami tidak menyangka akan ada keterlibatan orang-orang ini. Hubungan antara almarhum dan mereka sebelum kejadian cukup baik. Tapi ternyata, dari hasil penyidikan muncul hal-hal yang mencurigakan,” ujarnya dengan nada kecewa.

Menurutnya, keluarga berharap penyidikan tidak berhenti pada empat tersangka baru, melainkan dibuka secara transparan hingga ke akar persoalan. Ia juga meminta Polda NTB dan Mabes Polri turun langsung melakukan supervisi penyidikan, agar tidak ada pihak yang berupaya menutupi fakta sebenarnya.

Baca Juga : Empat Tersangka Baru Kasus Pembunuhan Brigadir Esco Ditetapkan, Satu Diantaranya Perempuan

Masih menurut Samsul, pihak Mabes Polri dijadwalkan melakukan kunjungan ke rumah keluarga Brigadir Esco di Bonjeruk, Lombok Tengah, untuk melakukan pendalaman terhadap sejumlah keterangan baru yang mengemuka dalam penyidikan.

“Makanya hari ini saya temui kuasa hukum kami untuk membahas tindak lanjut dan persiapan menerima kunjungan dari Mabes besok,” jelasnya.

Kunjungan tersebut disebut-sebut menjadi momentum penting dalam membuka kembali tabir di balik kematian Brigadir Esco yang sejak awal menuai tanda tanya.

Sebagaimana diketahui, Brigadir Esco ditemukan tewas dengan kondisi leher terikat tali di kebun belakang rumah mertuanya, di Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, pada Minggu (24/8/2025) sekitar pukul 11.30 WITA.

Kasus ini sempat dikabarkan sebagai dugaan bunuh diri, namun hasil penyidikan menunjukkan adanya indikasi kuat tindak pembunuhan. Dari hasil perkembangan perkara, polisi telah menetapkan lima tersangka, termasuk Brigadir Rizka Sintiani, istri korban, yang diduga berperan sebagai pelaku utama.

Kuasa hukum keluarga Brigadir Esco, Lalu Anton Hariyawan, mengatakan keluarga korban hingga kini masih terpukul dan menuntut keadilan penuh. Ia menyebut dua anak Brigadir Esco mengalami gangguan psikologis berat pascaperistiwa itu.

“Kita semua tahu, ujian yang dialami keluarga besar Brigadir Esco luar biasa berat, terutama bagi kedua putrinya,” ujar Anton dikutip dari TribunLombok.com.

Kasus ini terus menyita perhatian publik, terlebih karena menyeret sesama anggota Polri. Sejumlah kalangan menilai penanganan kasus harus dilakukan secara transparan, objektif, dan bebas dari intervensi internal agar tidak menimbulkan preseden buruk bagi institusi kepolisian.

Masyarakat kini menunggu langkah tegas Polda NTB dan Mabes Polri dalam menindaklanjuti dugaan keterlibatan oknum aparat yang disebut oleh keluarga korban, agar kepercayaan publik terhadap penegakan hukum tetap terjaga.

Back To Top