Redaksi23.com.Lombok Barat, NTB – Kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely, anggota Intel Polsek Sekotong, terus menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Setelah pihak kepolisian menetapkan lima tersangka termasuk istri korban Briptu Rizka Sintiyani dan keluarganya publik kini justru menyoroti dua hal besar.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Mulai dari keraguan terhadap motif ekonomi hingga kemunculan nama Wira, sosok misterius yang disebut dalam sejumlah keterangan saksi dan tersangka. Dua isu ini memperkuat spekulasi bahwa ada sisi lain dari kasus ini yang belum sepenuhnya terungkap ke publik.
Dalam konferensi pers di Polres Lombok Barat, Kasat Reskrim AKP Lalu Eka Arya Mardiwinata menjelaskan bahwa penyidik menduga faktor ekonomi menjadi pemicu utama di balik tewasnya Brigadir Esco.
“Pemicunya mengarah pada dugaan perselisihan, faktor ekonomi,” ungkapnya.
Baca Juga : Masalah Uang, Polwan Riska Diduga Otak Pembunuhan Brigadir Esco Dibantu Ayah – Adik Tiri
Netizen Ragukan Motif Ekonomi yang Disampaikan Polisi
Namun, penjelasan ini segera menuai reaksi keras di dunia maya. Banyak warganet menilai, motif ekonomi terlalu dangkal untuk menjelaskan kasus sekompleks ini, terutama karena baik korban maupun pelaku sama-sama berprofesi sebagai anggota kepolisian.
Salah satu komentar di media sosial menulis: “Kalau cuma karena ekonomi, tidak akan serumit ini. Tidak mungkin seluruh keluarga ikut terlibat kalau hanya masalah uang.” Komentar lain menyoroti latar belakang ekonomi keluarga tersebut: “Mereka punya penghasilan tetap, rumah, kendaraan. Tidak masuk akal kalau motifnya ekonomi.”
Publik bahkan mulai meminta kepolisian melacak aset dan rekening milik korban dan tersangka guna membuktikan apakah benar faktor ekonomi menjadi akar masalah, atau ada hal lain yang disembunyikan.
Kemunculan Nama “Wira” Diduga Oknum Polisi
Di tengah maraknya spekulasi soal motif ekonomi, muncul nama baru yang menambah panjang daftar pertanyaan publik: oknum polisi berinisial W atau Wira. Nama ini disebut dalam kesaksian Amaq Siun, ayah Briptu Rizka yang kini juga telah ditetapkan sebagai tersangka.
Amaq Siun mengaku sempat menghubungi seseorang bernama Wira menggunakan ponsel milik Rizka sesaat setelah menemukan jasad Brigadir Esco di kebun belakang rumahnya. Tak hanya itu, dalam keterangan Fauzi alias Paozi, teman dekat korban dan keluarga Rizka yang kini juga ditetapkan tersangka, disebut bahwa ia pernah menerima uang tunjangan hari raya (THR) dari Rizka dan jumlah serupa dari seseorang bernama Wira.
Keterangan berulang ini menimbulkan pertanyaan publik: Siapa sebenarnya Wira, dan apa hubungannya dengan keluarga tersangka serta korban?. Sejumlah akun media sosial dan forum daring bahkan menyebut bahwa Wira diduga memiliki jabatan sebagai atasan atau rekan kerja di lingkungan kepolisian.
Polres Lombok Barat Dinilai Tak Transparan
Namun hingga saat ini, tidak ada pernyataan resmi dari Polres Lombok Barat mengenai status hukum maupun identitas lengkap sosok tersebut. Di lini masa, muncul seruan publik agar polisi bersikap transparan dan tidak tebang pilih dalam mengusut kasus yang sudah menyita perhatian nasional ini.
“Kalau Wira benar seorang anggota polisi, harus diperiksa terbuka. Jangan ada kesan melindungi,” tulis seorang warganet.
“Kasus ini jangan berhenti di keluarga korban saja. Semua nama yang disebut harus diperiksa!” tambah lainnya.
Kombinasi antara motif ekonomi yang lemah dan kemunculan nama Wira membuat masyarakat semakin menuntut transparansi total dari pihak Polres Lombok Barat yang menangani kasus ini. Sejak awal pihak Kepolisian dianggap tidak terbuka dan seolah diduga menutupi fakta dalam kasus ini.
